Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2016

Sejarah Kelam di Balik Penyematan Gelar Haji di Indonesia

Gambar
Setiap tahun, jutaan umat Islam dari seluruh dunia menjalankan Rukun Islam yang terakhir di Tanah Suci. Mereka semua menjalankan ibadah haji untuk menyempurnakan Islamnya dan kembali ke Tanah Air dalam keadaan yang lebih baik baik dari segi keislaman maupun segala tindak tanduk-tanduknya. Ngomong-ngomong masalah ibadah haji, pernahkah Anda bertanya kenapa harus ada gelar di depan nama seorang yang habis pulang haji. Jika tidak menggunakan gelar itu, apakah hajinya jadi tidak sempurna? Lantas, dari mana datangnya gelar haji yang selalu identik dengan “kebesaran” itu datang?  Yuk , kita simak penjelasannya di bawah ini. Perihal Pemberian Gelar Haji di Indonesia dan Malaysia Satu hal yang harus kita tahu, gelar haji di depan nama hanya ada di Indonesia dan juga Malaysia. Di belahan bumi mana pun seperti negara kawasan Timur Tengah seperti Mesir, Iran, Qatar, bahkan Arab Saudi sekali pun tidak memberikan gelar “haji” di depan nama orang yang menuntaskan Rukun Islam ke-5 itu.

19 Pengaruh Maksiat menurut Ibnu Qoyyim

MAKSIAT  adalah lawan dari taat, istiqomah dan taqwa. Sikap wara’ adalah berhati-hati dari berbuat ma’siat. Perbuatan maksiat sangat banyak ragam dan macamnya. Melakukan perbuatan yang dilarang oleh Allah Subhanahu Wata’ala  terhitung sebagai maksiat. Demikian pula meninggalkan perkara yang diperintah dan diwajibkan oleh Allah juga dianggap sebagai maksiat. Maka perbuatan dusta, ghibah, mengadu domba, mencuri, berzina, minum khomer, membunuh jiwa yang diharamkan Allah, sihir, makan riba, makan harta anak yatim, durhaka kepada kedua orang tua, berjudi dan lain sebagainya semua itu terhidtung sebagai perbuatan maksiat kepada Allah. Orang yang berbuat maksiat adalah orang yang berbuat hal yang sia-sia, orang menyia-nyiakan waktu, yang berbuat jelek, pendosa, orang fasik dan orang yang mencampur aduk amal sholeh dengan amal buruk. Semua kriteria tersebut telah disebut di dalam Al-Qur’anul Karim. Bila disebut Istilah  maksiat kepada Allah dan Rasul-Nya  bisa bermakna kufur dan berbua