Postingan

Asal Usul Gelar Andi di Sulawesi Selatan

Gambar
EKO RUSDIANTO Andi Mattalatta PADA 1929, Andi Mattalatta –di kemudian hari menjabat Panglima Kodam XIV Hasanuddin (1957-1959)– melanjutkan pendidikannya di Openbare Schakelschool Makassar. Di depan namanya dibubuhkan kata Andi. Mattalatta mengetahui penjelasan mengenai nama Andi sebagai penanda untuk membedakan keturunan bangsawan dari orang biasa, dari Muhayang Daeng Mangawing, kepala sekolah di Gouvernament Inlandsche School   Barru. Penjelasan lain dari Ince Nurdin, tokoh bangsawan di Makassar dan mantan guru OSVIA (Opleiding School Voor Inlandsche Ambtenaren). Menurutnya, awal muasal kata Andi dikenalkan oleh B.F. Matthes, seorang misionaris Belanda, pendiri sekolah OSVIA dan di kemudian hari dikenal sebagai pelopor penulisan epik  I La Galigo  bersama Colliq Pujie pada 1918. “Matthes hendak menulis  Standen Stelsel  di  Zuid Celebes  seperti yang sudah ada di Jawa. Maka, sebagai awal usahanya itu, mulailah dia memberikan titel  Andi  kepada semua golongan bangsawa

Dari Candu Narkoba ke Candu Digital

Gambar
Tiap generasi punya cara mabuk masing-masing. Rastafara dengan ganja, kaum Assassin dengan hashish, orang-orang hippies punya   lysergic acid diethylamide   alias LSD , dan generasi milenial dengan ponsel pintarnya. Ya, mabuk digital. Sepanjang dekade terakhir, teknologi nyatanya mengubah banyak hal, termasuk pola hidup manusia. Jika generasi sebelumnya senang ajojing, teler, dan foya-foya di diskotek, maka tak begitu dengan milenial. Mayoritas   generasi ini   lebih senang leyeh-leyeh di rumah, atau pergi ke restoran, kedai kopi, atau pertunjukan-pertunjukan seni yang keren. Mereka lebih memilih berada di tempat, di mana mereka bisa menikmati gawai mereka dengan nyaman. Kalaupun pergi ke tempat-tempat yang keren, umumnya karena tempat tersebut "Instagramable" alias elok untuk di- share  di sosial media. Gawai adalah sesuatu yang tak bisa dilepaskan dari tangan para milenial. Dari bangun tidur hingga beranjak tidur lagi, gawai tak pernah bisa dilepaskan. Gawai, i

Aristoteles Tentang Kemalasan: Dampak Negatif dari Sifat Malas

Gambar
Sepenggal kisah dibawah ini akan bercerita tentang Dampak Negatif dari Sifat Malas. Di antara murid-murid yang belajar pada Aristoteles (filsuf Yunani) terdapat seorang yang sangat malas. Ketika diperingatkan oleh gurunya, dia menjawab mengemukakan alasannya, “Apa yang harus saya lakukan? Saya tidak memiliki ketekunan untuk membaca, dan tidak mempunyai kesabaran terhadap kelelahan serta kejenuhan belajar”. Apa jawaban Aristoteles? Inilah Dampak Negatif dari Sifat Malas. Aristoles lalu berkata kepada muridnya yang malas itu, “Kalau demikian tidak ada jalan lain bagimu kelak, kecuali harus sabar menghadapi KESENGSARAAN dan KEBODOHAN”. Tahukah Anda kalau Rasulullah SAW selalu berlindung dari sifat malas? “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari rasa lemah dan malas, dari rasa takut, tua, dan bakhil. Dan aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur dan fitnah hidup dan kematian.” (HR Abu Dawud 4/353) Dampak Negatif dari Sifat Malas Bagi Hidup Anda Ada banyak ha

Sejarah Kelam di Balik Penyematan Gelar Haji di Indonesia

Gambar
Setiap tahun, jutaan umat Islam dari seluruh dunia menjalankan Rukun Islam yang terakhir di Tanah Suci. Mereka semua menjalankan ibadah haji untuk menyempurnakan Islamnya dan kembali ke Tanah Air dalam keadaan yang lebih baik baik dari segi keislaman maupun segala tindak tanduk-tanduknya. Ngomong-ngomong masalah ibadah haji, pernahkah Anda bertanya kenapa harus ada gelar di depan nama seorang yang habis pulang haji. Jika tidak menggunakan gelar itu, apakah hajinya jadi tidak sempurna? Lantas, dari mana datangnya gelar haji yang selalu identik dengan “kebesaran” itu datang?  Yuk , kita simak penjelasannya di bawah ini. Perihal Pemberian Gelar Haji di Indonesia dan Malaysia Satu hal yang harus kita tahu, gelar haji di depan nama hanya ada di Indonesia dan juga Malaysia. Di belahan bumi mana pun seperti negara kawasan Timur Tengah seperti Mesir, Iran, Qatar, bahkan Arab Saudi sekali pun tidak memberikan gelar “haji” di depan nama orang yang menuntaskan Rukun Islam ke-5 itu.

19 Pengaruh Maksiat menurut Ibnu Qoyyim

MAKSIAT  adalah lawan dari taat, istiqomah dan taqwa. Sikap wara’ adalah berhati-hati dari berbuat ma’siat. Perbuatan maksiat sangat banyak ragam dan macamnya. Melakukan perbuatan yang dilarang oleh Allah Subhanahu Wata’ala  terhitung sebagai maksiat. Demikian pula meninggalkan perkara yang diperintah dan diwajibkan oleh Allah juga dianggap sebagai maksiat. Maka perbuatan dusta, ghibah, mengadu domba, mencuri, berzina, minum khomer, membunuh jiwa yang diharamkan Allah, sihir, makan riba, makan harta anak yatim, durhaka kepada kedua orang tua, berjudi dan lain sebagainya semua itu terhidtung sebagai perbuatan maksiat kepada Allah. Orang yang berbuat maksiat adalah orang yang berbuat hal yang sia-sia, orang menyia-nyiakan waktu, yang berbuat jelek, pendosa, orang fasik dan orang yang mencampur aduk amal sholeh dengan amal buruk. Semua kriteria tersebut telah disebut di dalam Al-Qur’anul Karim. Bila disebut Istilah  maksiat kepada Allah dan Rasul-Nya  bisa bermakna kufur dan berbua

Prilaku Terpuji Salafus Shalih Terhadap Ibunya

Gambar
Suatu hari, Ibnu Umar RA melihat seseorang menggendong ibunya sambil thawaf mengelilingi Ka’bah. Orang tersebut lalu bertanya kepada Ibnu Umar RA, “wahai Ibnu Umar, menurut pendapatmu apakah aku sudah membalas kebaikan ibuku?” Ibnu Umar RA menjawab, “Belum, meskipun sekedar satu erangan ibumu ketika melahirkanmu. Akan tetapi engkau sudah berbuat baik. Allah akan memberikan balasan yang banyak kepadamu terhadap sedikit amal yang engkau lakukan.” Ali bin Husain bin Ali bin Abu Thalib atau lebih dikenal dengan nama Ali Zainal Abidin, adalah seorang yang terkenal sangat berbakti kepada ibunya. Suatu hari ada orang yang berkata kepadanya, “Engkau adalah orang yang paling berbakti kepada ibumu, akan tetapi kami tidak pernah melihatmu makan bersama ibumu.” Beliau menjawab, “Aku takut kalau-kalau tanganku mengambil makanan yang sudah dilirik oleh ibuku. Sehingga aku berarti mendurhakainya.” Abu Hurairah RA menempati sebuah rumah, sedangkan ibunya menempati rumah yang lain. Apabila Abu

April Mop, Fakta Sejarah Kekejaman Tentara Salib Membantai Ribuan Muslim Spanyol

Gambar
Illustrasi Pembantaian kaum Muslim di Granada April Mop merupakan budaya Barat yang dikenal dengan The April’s Fool Day. Pada 1 April itu, orang boleh dan sah-sah saja menipu teman, orang tua, saudara, atau lainnya, dan sang target tidak boleh marah atau emosi ketika sadar bahwa dirinya telah menjadi sasaran April Mop. Biasanya sang target, jika sudah sadar kena April Mop, maka dirinya juga akan tertawa atau minimal mengumpat sebal, tentu saja bukan marah sungguhan, dengan mengatakan, “April Mop!”. Namun banyak umat Islam yang ikut-ikutan merayakan April Mop ini tidak mengetahui, bahwa April Mop, atau The April’s Fool Day, berawal dari satu episode sejarah Muslim Spanyol di tahun 1487 M, atau bertepatan dengan 892 H. Saat itu terjadi pembantaian ribuan umat Islam di Granada Spanyol di depan pelabuhan. Dengan tipuan akan diberangkatkan ke keluar Andalusia dengan kapal-kapal yang disediakan oleh Ratu Isabella, Muslim Andalusia malah dikonsentrasikan dan dengan mudah dibantai h